1ndr4'3n1ks

aku merupakan seorang yang selalu pengen UP to Date, dan semua tulisan di blog ini adalah sebagian dari kegiatan q di BIOLOGY EDUCATION

Selasa, 15 September 2009

BRYOPHITA (Lumut)

MUSCI (Lumut Daun)

Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.

Lumut daun terdiri atas lebih kurang 12.000 jenis dan tersiar kemana-kemana. Lumut ini dapat tumbuh di tanah-tanah yanng gundul yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun tumbuhan ini dapat hidup. Selain itu lumut ini dapat jugs kita temukan di antara rumput-rumput, di atas cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang, bahkan ada yang ada pada daun-daun pohon-pohonan, di rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air. Mengingat tempat tumbuhnya yang bermacam-macam itu, maka tak mengherankan jika tubuhnya menunjukkan struktur yang bermacam-macam pula. Kebanyakan dari lumut daun suka pada tempat yang basah, tetapi ada juga yang suka akan tempat- tempat yang kering. Beberapa macam diantaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan sampai bertahun-tahun.

Lumut yang membentuk bantalan karena tidak berakar hampir-hampir tidak menghisap air dari dalam tanah, bahkan melindungi tanah itu dari penguapan air yang terlalu besar. Spora lumut daun ditempat yang cocok berkecambah merupakan protonema, yang terdiri atas benang-benang berwarna hijau, bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan dengan mata bisa kelihatan seperti hipa cendawan berwarna hijau protonema itu mengeluarkan Rizoid-rizoid tidak berwarna, terdiri atas banyak sel dengan sekat-sekat miring, bersifat pototrop nigatif masuk kedalam tanah dan bercabang-cabang.

Tumbuhan lumut daun selalu dapat di bedakan dalam bagian-bagian berupa batang berupa daun-daun. Disamping itu terdapat rezoid-rezoit melekat pada substratnya. Daun-daun muski tersusun radial dalam spiral atau bilateral pada muski yang batanganya berbaring dengan daun-daun yang tersusun dalam spiral daun-daunya seringkali menghadap ke satu sisi atau terpisa dalam 2 baris, sehingga padanya dapat dibedakan sisi atas atau pungug dan sisi prut.

Pada tempat-tempat yang kering lumut membentuk talus yang berupa bantalan atau gebalan, dan diatas tanah-tanah hutan-hutan seringkali merupakan suatu lapisan yang menyerupai beludru. Dalam hutan-hutan pegunungan dari daerah tropika batang-batang dan cabang pohon-pohonan penuh dengan lumut-lumut ini yang menempel berupa bantal atau bergantungan dari semua bagian tanaman hingga hutan itu pohon-pohonya seakan-akan penuh dengan lumut yang mencucurkan air. Suasana dalam hutan yang demukin amat lembab, berkabut, dari itu hutan tadi sering juga disebut hutan lumut atau hutan berkabu

Seperti yang telah disebut dimuka lumut yang benar-benar hidup submers di dalam air jarang terdapat tetapi di daerah iklim sedang atau iklim dinginlumut banyak menempati daerah yang berair-air seperti rawa-rawa atau gambut, dan gambut tingggi dengan luas ber-km2 dapat tertutup sama sekali oleh lumut. Demikian pula di daerah tundra disekitar Kutub Utara. Lumut daun yang tenggelam jarang kita temukan. Lumut yang memebentuk bantalan karena tidak berakar hampir-hampir tidak menghisap air dari dalam tanah, bahkan melindungi tanah itu dari penguapan air yang terlalu besar. Pada Musci seringkali nampak habitus yang sangat mendekati Cormophyta dengan sub pokok serta daun-daun yang tersusun radier, dalam suatu spiral atau bilateral, jarang sekali daun-daunnya tersusun dalam dua baris saja. Musci dengan batang yang berbaring daun-daunnya seringkali semuanya menghadap ke satu arah saja, atau tersusun dalam dua baris, sehingga daun-daun itu dorsiventral.

Pada Musci alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus. Kemudian alat-alat kelemin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalm kelompok itu terdapat baik arkegonium maupun anteridium, dan dinamakan berumah dua apabila kumpulan arkegoniun dan anterigonium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalm kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri atas banyak selnya dan dapat mengeluarkan suatu cairan.

Musci ada yang berumah satu ada yang berumah dua. Alat kelamin terdapat pada ujung batang atau cabang dan daun-daun yang paling atas mengaliliingi alat kelamin tersebut seperti hiasan bunga yang mengelilingi putik serta benang sari, oleh seba itu daun-daun tadi pun dinamakan”periantium”pula. Diantara alat-alat kelamin tadi dapt pula ditemukan organ steril yang seperti heminium pada badan buah pada cendawan, alat-alat steril itu pun disebut parafisa.

Pada Musci tertentu yang berumah dua, tumbuhan jantan hanya kecil saja, dan setelah membentuk beberapa daun, segera menghasilkan anteridium. Anteridium dan arkegonium Musci mempunyai tangkai dan pada Archegoniata yang lainnya. Sel-selnya mempunyai susuna yang rumit, dan semuanya berasal dari segmen-segmen hasil pembelahan sel pemula. Pada Anteridium sel pemula di ujung berbentuk pasak. Segmen-segmen segera membelah-belah lagi menjadi sel-sel yang letaknya berada di pinggir dan sel-sel di sebelah dalam. Sel-sel disebelah dalam seterusnya membentuk jaringan spermatogen. Perkembangan anteridium mual-mula sejalan dengan arkogonium, tetapi kemudian sel ujungnya berubah menjadi sel induk arkegonium, dan dengan dinding-dinding pemisah yang periklinal lalu membentuk 3sel pinggiran, dan satu sel berada ditengah berbentuk tetraeder. Sel di tengah yang berbentuk tetraeder itu lalu membentuk sekat melintang, dan demikian terbentuklah sekl tutup, sel-sel calon dinding arkegonium, dan satu sel yang letaknya dipusat. Sel pusat itulah yang bakal membentuk sel telur dan sel saluran perut. Sel-sel saluran leher yang banyak jumlah nya itu (10 sampai 30 atau lebih) tidak semua dibentuuk oleh sel pusat, tetapi sebagian oleh sel pusat, tetapi sebagian sel-sel saluran leher berasal dari sel tutup, yaitu sel-sel saluran leher yang tempatnya dibagian atas.

Jika sudah masak, anteridium mebuka pada ujungnya. Hal itu terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya diujung menjadi berlendir dan mengaembang, hingga kutikulanya pecah. Hal yang serupa terjadi pula dengan arkegonium yang sel telurnya telah siap dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dinding yang terbuka itu lalu membengkok keluar dan berbentuk seperti corong, atau terobek menjaadi 4 bagian yang masing-masing juga tergulung keluar. Spermatozoid Musci berlainan dengan spermatozoid Hepaticae menunjukkan reaksi komunitaksis terhadap sakarosa. Baik spermatozoid maupun sel telur memiliki kloroplas kecil.

Sehabis pembuahan, zigot membentuk sekat-sekat melintang dan berkembang menjadi embrio yang bentuknya memanjang, terdiri atas sel-sel yang berseret membujur. Pada sel yang paling ujung letaknya, akhirnya terbentuk sekat-sekat baru yang miring dan dengan demikian terjadilah sel pemula yang berbentuk pasak.

Sel ini memisahkan segmen-segmen berturut-turut ke kiri dan ke kanan, yang seterusnya dapat mengadakan pembelahan sel lagi. Dalam sel yang akan memebentuk kapsul spora, baik yang letaknya di sebalah kiri maupun yang di sebelah kanan, terbentuk dinding pemisah radial yang berdiri tegak lurus pada dinding segmen, sehingga pada penampang melintang pada embrio kelihatan ada 4 kuadran. Dalam ke 4 kuadran itu terbentuklah dinding pemisah periklinal sehingga terjadilah diferensiasi dalam sel-sel luar dan sel-sel dalam. Lapisan endotesium yang keluar menjadi askeospora, yang kemudian membentuk sel-sel induk spora, dan akhirnay masing-masing sel induk spora dengan pembelahan reduksi akan menghasilkan 4 spora.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Musci membiak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan yang jelas, tetapi sporofitnya yang pada lumut kita namakan sporogonium itu belum merupakan individu yang terpisah, melainkan seakan-akan merupakan buah tanaman lumut tadi dan dapat dibedakan dalam:

- Seta, tangkainya,

- Kotak spora dengan perlengkapan untuk mengeluarkan spora yang terdiri atas tutup dan peristom,

- Kaliptra, yang sebenernya tidak lain dari dinding arkegonium yang tetap menyelubungi ujung sporofit tadi.

Kotak sporanya di pusat mempunyai jaringan steril yang berbentuk silinder dan disebut kolumela.

Musci dalam sistematik dibedakan dalam beberapa bangsa/ordo:

- Andreales

- Sphagnales

- Bryales

Spora lumut daun ditempat yang cocok berkecambah merupakan protonema, yang terdiri atas benang-benang berwarna hijau, besifat fototrof positif, banyak bercabang-cabang, dan dengan mata biasakelihatan seperti hifa cendawan yang berwarna hijau. Protonema itu mengeluarkan rizoid-rizoid yang tidak berwarna, terdiri atas banyak sel dengan sekat-sekat miring, bersifat fototrop negatif, masuk kedalam tanah dan bercabang-cabang. Rhixoid telah mulai terbentuk pada pembelahan spora yang pertama pada sisi yang tidak terkena cahaya.

Jika cukup mendapat cahaya, pada protonema lalu trebantuk kuncup-kuncup yang akan berkembang menjadi tumbuhan lumut baru. Kuncup mula-mula berupa penonjolan-penonjolan kesamping dari sel-sel bawah pada suatu cabang protonema. Setelah kuncup itu merupakan 1-2 sel tangkai, maka dalam sel ujungnya menjadi sel serupa dengan piramid, karena terbentuknya sekat-sekat yang miring. Sel-sel bentuk piramid itulah yang seterusnya merupakan sel pemula yangmeristematik. Sel itu yang tiap kali memisahkan suatu segmen sebagai sel-sel anakan baru, dan akhirnya berkembanglah tumbuhan lumutnya. Jika banyak trrbentuk kuncup-kuncup demikian tadi, maka tumbuahn lumut seringkali tersusun seperti dalam suatu rumpun.

Bangsa : Spagnales

Bangsa ini merupakan suatu bangsa yang monotipik, terdiri atas satu suku saja: Sphagnaceae dan satu marga: Spagnum yang terdiri atas beberapa jenis yang kebanyakan hidup di tempat-tempat yang berair-air, rawa, atau gambut, oleh sebab itu di sebut juga lumut gambut. Lumut ini merupakan rumpun, bagian atas berrcabang-cabang dan semakin luas, sedangkan yang bawah mulai mati dan bagian yang mati itulah yang ikut menyusun tanah-tanah gambut.

Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku sphagnaceae dan satu marga Sphagnum. Marga ini melipiti sejumla besar jenis lumut yang kebanyakan hidup ditempat yang berrawa-rawa dan membentuk rumpun-rumpun atau bantalan, yang dari atas tiap-tiap tahun tampak bertambah luas, sedang bagian bawah yang ada dalam air mati dan berubah menjadi gambut.

Protonema tidak berbentuk benang, melainkan merupakan suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas selapis sel saja. Batangnya banyak bercabang-cabang, cabang yang daunnya sudah tua terkulai dan menjadi pembalut bagian bagian batang. Sehingga kelihatan seperti batang lumut itu bercabang menggarpu. Karena batang dari bawah mati sedikit-demi sedikit, maka cabang-cabang akhirnya merupakan tumbuhan yang terpisah-pisah.

Kulit dari batang Sphagnum terdiri atas selapis atau beberapa lapis sel yang telah mati dan kosong dan dapat menghisap banyak air. Dinding-dinding yang membujur maupun yang melintang mempunyai tiang-tiang yang bulat. Juga dalam daun nya terdapat sel-sel yang menebal berbentuk cincin atau spiral dan merupakan idioblastae di antara sel-sel yang lain yang hidup. Sel-sel yang hidup itu panjang dan mengandung banyak korofil. Karena adanya idioblast dengan struktur ynag spesial itu maka badan yang berasal dari Sphagnum memepunyai daya penyerapan yang besar.

Cabang-cabang batang ada yang memepunyai bentuk dan warna khusus, yaitu cabang yang menjadi pendukung alat-alat kelamin. Cabang-cabang jantan memepunyai anteridium yang bulat dan bertangkai di ketik-ketiak daunnya. Cabang betina mempunyai arkogenium pada ujungnya. Cabanng arkegonium itu tidak memepunyai sel pemula yang berbentuk limas pada ujungnya, jadi seperti lumut hati, dan berbeda dengan lumut daun umumnya.sporogonium hanya membentuk tangkai pendek dengan kaki yang memebesar, dan sampai lama diselubungi oleh pada kaki sporogonium. Kapsul spora berbentuk bulat, di dalamnya terdapat kolumela berbentuk setengah bola yang diselubungi oleh jaringan sporogen. Askespora pada Sphagnum tidak berasal dari endotesium, tetapi berasal dari lapisan terdalam amfitesium. Kapsul spora memepunyai tutup yang akan membuka, jika spora sudah masak.

Dari itu Sphagnum banyak digunakan sebagai pengganti kapas dam pembedahan. Kecepatan menjadi jenuh setengah-sepertiga dari kapas penghisap, lagi pula bersifat antiseptik, karena mengandung J dan juga lebih murah dari kapas.

Bangsa Brayales

Sebagian besar lumut daun tergolong dalam bangsa ini. Dalm bangsa ini kapsul sporanya telah mencapai deferensiasi yang paling mendalam. Sporogoniumnya memepunyai suatu tangkai yang telastis, yang di namakan seta. Tangkai dengan kaki sporogoniumnya tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai terdapat kapsul sporanya yang bersifat radial dan dorsifentral dan mula-mula diselubungi oleh kaliptra.

Sel-sel kaliptra yang masih memperolehzat-zat makanan dari sporogonium, dapat berkembang terus dan menghasilkan rambut-rambut yang menyerupai benang-benang protonema dengan pertumbuahn yang terbatas. Pada jenis lumut-lumut tertentu (antara lain pada warga Funaria) kaliptra melebar seperti perut dan berguna sebagai penimbun air bagi sporangium yang masih muda.

Pada bangsa ini kapsul sporanya telah mencapai diferensiasi yang paling mendalam. Sporogeniumnya mempunyai suatu tangkai yang elastis, yang dinamakan Seta. Tangkai dengan kaki sporogeniumnya tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai terdapat kapsul sporanya bersifat radial atau dorsiventral dan mula-mula diselubungi ­Kaliptra. Kaliptra ini berasal dari bagian atas dinding Arkegonium. Sel-sel kaliptra yang masih memperoleh makanan dari sporogonium, dapat berkembang terus dan menghasilkan rambut-rambut yang menyerupai benang-benang berupa protonema dengan pertumbuhan yang terbatas. Pada jenis-jenis lumut tertentu kaliptra melebar dan berguna sebagai penimbun air bagi sporogonium yang masih muda. Bagian atas seta dinamakan Apofisis. Pada jenis-jenis lumut tertentu apofisis mempunyai bentuk dan warna yang khusus menurut poros dan bujurnya kapsul spora ini mempunyai kolumela. Ruang spora berbentuk tabung mengelilingi kolumela itu. Kolumela dan ruang spora di kelilingi oleh ruang antar sel. Yang terdapat didalam jaringan dinding kapsul spora.

Gigi-gigi peristom dapat mengadakan gerakan higroskopik keluar dan kedalam, dan dengan demikian , tergantung pada keadaan cuaca membuka atau menutup kapsul spora. Jika udara kering gigi-gigi peristom mengarah keluar dengan posisi demikian itu spora dapat keluar dari kapsul spora.

Pada-pada warga-warga musci terdapat perbedaan bentuk dan susunan peristomnya. Pada beberapa jenis lumut yang tergolong pada marga Archdium, Phascum, Ephemerum, susunan sporogoniumnya amat sederhana.

Bagian atas dinding kapsul spora tersusun merupakan tutup (operkulum). Di bawah tepi operkulum itu terdapat suatu mintakat berbentuk lingkaran sempit dan dinamakan cincin. Sel-selnya mengandung lendir yang dapat mengembang dan dapat menyebabkan terbukanya operkulum. Terdapat gigi-gigi yang menutupi lubang kapsul spora ini dinamakan peristom. Gigi ini dapapt mengadakan gerakan higroskopik keluar dan kedalam, dan dengan demikian, bergantung pada keadaan cuaca, memebuka atau menutup kapsul sporal. Jika udara ke ring gigi-gigi peristom mengarah keluar, dan dalam posisis seperti itu spora dapat keluar dari kapsul spora.

Pada warga-warga Musci terdapat perbedaan bentuk dan peristomnya,. Pada beberapa jenis lumut yang tergolong marga : Archidium, Phascum, Ephemerum, susunan sporogoniumnya amat sederhana.padanya tidak terdapat operkulum, cincin maupun peritom. Dinding kapsul spora memebuka tidak beratuaran karena adanya bagian-bagian dinding yang busuk. Untuk rumah tangga airnya, jaringan pengangkutan yang masih amat sederhanahanya memainkan peranan penting dalam tangkai sporogonium saja. Bagi lumut yang belum memiliki akar sejati itu, pengankutan air ke atas berlangsung dengan sistem kapiler yang terdiri atas batang dan daun-daun yang telah terkulai. Sistem kapiler itu dapat menghisap banyak air, bahkan dapat menggunakan lengas dalam udara, penyerapan air, dan perlindungan terhadap kekurangan air. Daunnya terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel lapisan atas mengandung banyak klorofil, tersusun menurut poros panjang daun, dan merupakan jaringan asimilasi. Di dalam ruang-ruang antar sel tersebut di simpan air. Pada waktu kekeringan segera daun-daun menempel pada batang karena adanya suatu mekanisme kohesi, sehingga jaringan asimilasi ditempatkan pada suatu posisi yang terlindung dari penguapan air yang terlalu besar.

Bangsa Andreales

Bangsa ini hanya memuat satu suku, yaitu suku andreaeaceae, dengan satu marga andreaea.protonema yang berbentuk pita yang cabang-cabang. Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra yang bentuknya seperti kopyah bayi. jika sudah mask pecah dengan 4 katup-katup. Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen. Contoh-contoh andreaea petrophila, A rupestris.

HEPATICAE (Lumut Hati)

Hepaticae kebanyakan hidup di tempat-tempat basah, dari itu talusnya mempunyai struktur yang higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada yang berada pada tempat-tempatyang amat kering, misalnya pada kulit-kulit pohon, diatas tanah atau cadas. Sehingga jenis itu perlu memepunyai struktur tubuh yang xeromorf, kadang-kadang mepunyai alat penyimpan air atu dapat menjadi kering dengan tidak menyebabkan kematian. Dari yang hidup epifitik ada yang diantaranya hidup pada daun pohon-pohonan dalam rimba daerah pegunungan di daerah iklim tropik, dan karena hidupnya di atas daun itu lalu disebut epifit. Pada umumnya dalam masyarakat tumbuhan rendah, lumut hati tidak mengambil peranan penting.

Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi dua kelompok, yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.

· Menyerupai talus (dorsiventral), bagian ats (dorsal) berbeda dengan bagian bawah (ventral). Daun bila ada tanpa rusuk dan tersusun tiga deret pada batang (sumbu). Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus atau pada jenis tertentu terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas kaki dan kapsul atau kaki, tangkai dan kapsul. Mekanisme merekatnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.

· Seperti pita, bercabang menggarpu dan mempunyai rusuk ditengah, mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram/keranjang eram (kupula/mangkok). Kemudian kun cup-kuncup eram atau tunas yang disebut gamma (mudah terlepas oleh air hujan ).

· Protonema lumut hati pada umumnya hanya berkembang menjadi satu bulu yang pendek. Sebagian lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak. Minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik, kebanyakan dalam bentuk tetes-tetes minyak atsiri. Dalam bentuk demikian, minyak tadi tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain.

4. Perkembangbiakan

a. Secara aseksual, menggun akan spora dan tunas.

b. Secara seksual, contohnya Marchantia.

c. Anteridium terpancang pada permukan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk paying dengan cuping berbentuk jari umumnya berjumlah 9. arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteredium merekah, mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola) bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah meiosis terbentuklah tetraspora tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul di bantu oleh elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung, menjadi kering dan menggandakan gerakan sentakan yang melemparkan spora ke udara.

Di antara lumut hati ada yang tidak berklorofil dan jenis itu lalu hidup sebagai saprofit. Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek. Sebagian besar dari lumut hati di dalam suatu bagian di dalam selnyamengandung minyak dalam bentuk yang spesifik, kebanyakan berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri, yang dalam bentuk demikian itu belum pernah ditemukan pada tumbuhan lain.

Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.

Hepaticae dibedakan dalam beberapa bangsa:

- Anthocerotales

- Marchantiales

- Jungermaniales

Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas (dorsal) berbeda dengan bagian bawah (ventral), daun bila ada tanpa rusuk dan tersusun tiga deret pada batang (sumbu). Alt kelamin terletakpadda bagian dorsal talus atau pada jenis tertentu terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kapsul atau kaki, tangkai dan kapsul. Mekanisme merekanya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.

Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikola, oleh sebab itu hanpir mungkin dilalui oleh air. Jika dilihat dari atas,kelihatan berpetak-petak.tiap-tia petak didapat suatu liang udara yang menghubungkan liang udara tadi dengan dunia luar liang udara itu berbentuk seperti tong,mempunyai dindin yang lebih tinggi dari permukaan talus untuk mencegah masuknya air. Dinding liang itu terdiri atas 4 cincin masing-masing cincin terdiri atas 4 sel pada marga tertentu sel cincin yang letaknya paling dalam, dapat memerlihatkan menutup pada dasar ruang udara terdapat sel-sel yang mengadung kloroplas dan merupakan jaringan asimilasi. Sel-sel lainnya, bahkan sel-sel epedermispun mempunyai kloropil.

Anteridiu lumut hati ini terjadi sebagai berikut. Salah satu sel pada permukaan membelah menjadi beberapa segmen dengan perantaraan sekat-sekat melintang. Masing-masing segmen membelah lagi menjadi 4 sel oleh sekat-sekat yang lurus oleh sekat-sekat yang dibuat pertama-tama. Sel-sel yang letaknya dibagian dalam merupakan sel-sel spermatogen yang kemudian menghasilkan spermatozoid. Jika anteridium telah masak, sel-sel dindingnya menjadi lendir dan mengembang hinga spermatozoid-spermatozoid dapat keluar dan berkumpul dalam suatu tetes air hujan yang terdapat diatas cakram pendukung Gametangium tadi.

Pendukung Gametangium berakhir dengan suatu badan berbentuk bintang. Kaki-kaki bintang itu biasanya berjumlah 9, tepinya melipat kebawa, sehingga sisi atas bagian yang mendukung sisi bawah badan yang berbentuk bintang tadi. Letak Arkegonium pada pendukungnya berderetan

Setiap baris diselubungi oleh selaput yang bergigi yang dinamakan periketium. Pada pembentukan Arkegonium suatu sel pada permukaan membelah menjadi dua. Sel yang bawah akan menjadi tangkai dan yang atas akan membelah lagi membujur hingga menjadi 4 sel. 3 sel terdapat di pinggir, sedang yang 1 ditengah-tengah lalu membelah lagi melintang, membentuk sel tutup dan sel dalam. Ketiga sel yang dipinggir itula yang selanjutnya membelah-belah menjadi dinding perut dan leher Arkegonium. Dari sel dalam akhirnya terbentuk sel telur, sel saluran perut dan sel-sel saluran leher.

Pembuatan berlangsung dalam cuaca hujan. Oleh percekan air hujan cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari anterediofor ke arkegionofor. Sel-sel epidermis badan pendukung arkegonium mempunyai papilla dan membentuk suatu sistem kapilar pada permukaan alat tersebut yang memudahkan tergelincirnya spermatozoid masuk kedalam arkegonium. Spermatozoid itu beraksi kemotaksis terhadap zat putih telur.

Pada Marchantia kapsul spora itu mempunyai dinding terdiri dari selapis sel, dengan penebalan-penebalan seperti serabut pada ujung kapsul dinding terdiri dari 2 lapis sel. Ditempat itu kapsul pada waktu masak mulai robek, tutup terpecah, dan dinding berkerut membentuk gigi-gigi. Kapsul spora mula-mula masih diselubungi oleh bekas dinding Arkegonium yang ikut terangkat pada perkembangan sporogonium, yaitu pada pembentangan tangkai sporogonium kapsul marchantiales dapat menghasilkan beberapa ratus ribu spora. Spora itu jika jatuh ditempat yang cocok akan berkecambah menjadi protonema yang berupa benang pendek yang mengandung klorofil, dan selanjutnya berkembang membentuk talus.

Seperti pita, bercabang menggarpu dan mempunyai rusuk di tengah. Mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah terdapat seperti piala eram atau keranjang. Kemudian kuncup-kuncup eram atau tunas yang disebut gemma (muadah terlepas oleh air hujan). Protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek. Sebagian besar lumut hati

Bangsa Anthocerotales (lumut tanduk)

1. Tempat hidup

Dijumpai di tepi-tepi sungai atau danau dan seringkali di sepanjang selokan, di tepi jalan yang basah atau lembab.

2. Susunan tubuh

Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid

Susunan talusnya masih sederhana sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal

Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silinder dengan panjang anatara 5 sampai 6 cm. pangkal sporofit dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.

3.perkembangbiakan

Secara seksual, dengan membentuk anteredium dan arkegonium. Anteredium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus. Arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi 2 sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel yang diatas terus membelah yang merupakan sporogonium, diikuti juga oleh sel bagian bawah yang membelah terus menerus membentuk kaki sporogonium. Bagi sporogonium kaki itu berfunngsi sebagai alat penghisap, bila sporogonium masak akan pecah seperti buah polongan, menghasilkan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolumela ini diselubungi oleh jaringan yang kemudian akan m enghasilkan spora, yang disebut arkespora.

Bangsa ini hanya memuat marga yang biasanya dimasukkan dalam satu suku saja, yaitu suku Anthocerotacea. Berlainan dengan golongan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerotales mempunyai susunan dalam yang lebih rumit. Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dngan tepi yang betoreh, biasanya melekat pada tanah de ngan perantara rizoid-rizoid. Susuna talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya memiliki satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada kloroplas sel-sel ganggang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma engan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu hampir selalu terisi lendir. Beberapa anteridium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya. Zigot mula-mula membelah menjad dua sel dengan suatu dinding pemisah melintang. Sel yang di atas terus membelah engan diikuti sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang membentuk sporogonium berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya. Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. Jika sudah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri atas sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolumela itu diselubungi jaringan yang kemudian akan menghasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera. Berbeda dengan lumut hati lainnya, masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut hingga pada bagian bawahnya. Dinding sporogonium memepunyai sel stoma dengan dua sel penutup, dan selain itu sel-selnya mengandung kloroplas.

Bangsa Marchantiales

Perkembangan secara seksual yaitu. Permulaan kematangan seksual pada Marchantia ditunjukkan oleh perkembangan cabang khusus yang tumbuh vertikal keatas dan mengandung alat kelamin diatas bagian talus lainnya. Marchantia adalah diosis jadi satu individu tumbuhan dapat berupa jantan atau betina. Pada tumbuhan jantan cabang perkembangannya disebut anteridiofor berbentuk seperti payung, kecil dan puncak payung itu membbentuk sebuah cakram dengan pinggiran bergelombang. Anteridiumnya tenggelam dalam rongga dalam yang berbentuk bulat telur dan terbuka pada permukaan cakram sebelah atas, satu individu anteridium yang besar terikat oleh tangkai pendek kepada dasar tiap rongga. Sebuah anteridium muncul dari sel superfisial tunggal yang berkembang menjadi sebuah tubuh bulat telur bertangkai yang tersusun atas suatu masa tengah dari sel induk anterizoid yang dikelilingi oleh dinding setebal satu sel. Tiap sel induk anterizoid setelah dewasa akan menjadi anteriuzoid tunggal berflagela dua. Pada tumbuhan betina cabang pembiakannya disebut arkegoniofor mirip pohon palem mini yanng memiliki kurang lebih 10 cuping berbentuk jari yang terpencar dari sebuah cakram di bagian bawah cakram diantara sepasang jejari. Arkegonium itu sebenarnya terbentuk disisi cakram muda tetapi waktu cakram itu berkembang jarinngan diantara jejari itu tumbuh ke bawah dan ke dalam sedemikian rupa sehingga membawa arkegonium ke bagian bawah. Setelah matang tiap arkegonium akan berupa organ berbentuk botol berleher panjang dengan bagian bawah menggembung yaitu pada bagian yang di sebut venter. Jika arkegonium siap di buahi, tugu dari sel-sel saluran leher pada bagian tengah leher akan pecah, membentuk suatu saluran penuh lendir yang menembus leher dan memungkinkan sesuatu dari luar dapat mencapai telur yang ada di dalam venter

Ada dua cara perkembangbiakan aseksual pada Marchantia. Yang pertama adalah yang umum bagi semua lumut yang talusnya bercabang dikotom yaitu dengan talus yang lebih tua dan terletak di belakang akan mati segera setelah cabang baru tumbuh di bagian depan. Jika proses kematian itu mencapai suatu dikotom, maka setiap cabang akan terus hidup bebas dan menjadi tumbuhan terpisah.

Cara kedua ialah terjadinya tubuh pembiakan aseksual khusus, disebut gemma, yang dihasilkan pada sisi dorsal talus pada organ yang berbentuk cawan. Tiap gemma berupa tubuh dwicembung bersel banyak dengan titik tumbuhnya terletak pada takik kecil pada pinggiran setiap sisi. Setelah dewasa gemma terlepas dari tangkai pendek tempat tumbuhnya, dan segera dapat terpencar oleh cipratan tetesan hujan atau oleh serangga dan binatang kecil lain. Sebuah gemma yang jatuh di tanah yang lembab akan tumbuh menjadi sebuah talus berujung dua, dari situ dua tumbuhan akan muncul dengan jalan membusuknya bagian tengah talus yang sedang berkembang itu. Terbentuknya gemma merupakan cara perkembangbiakan yang sangat efektif , seperti tampak pada terbentuknya sejumlah besar tumbuhan dari gemma-gemma yang bermunculan dalam jangka waktu pendek sekitar tumbuhan vegetatif Marchantia.

Sebagian lumut hati yang tergolong dalam bangs aini mempunyai susunan talus yang agak rumit. Sebagai contoh Marchantia polymorpha. Talus seperti pita, ± 2cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu jelas menonjol. Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel-sel yang menyerupai daun-daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik ventral. Selain itu pada sisi bawah talus tedapat rizoid-rizoid, yang bersfat fototrop negatif dan dinding selnya mempunyai penebalan kedalam yang bentuknya seperti sekat-sekat yang tidak sempurna.

Pada sisi atas rusuk tengah umumnya terdapat bahan-bahan seperti piala dengan tepi yang bergerigi, yang merupakan piala pengeram atau keranjang pengeram dengan di dalamnya terdapat sejumlah alat-alat pembiakan vegetatif yang disebut badan-badan pengeram. Alat-alat pembiakan generatif anteridia dan arkegonia terdapat pada individu yang berlainan, jadi Marchantiales bersifat berumah berbeda. alat-alat kelamin itu terdapat berkumpul pada suatu organ yang terdiri dari cabang talus yang menggulungdan berdiri tegak, yang pada puncaknya bercabang-cabang dan cabang-cabang itu terdapat anteridia atau arkegonia. Mengingat tempat dari alat-alat kelamin tadi, maka pembuahan hanya berlangsung dalam suasana hujan. Spermatozoid dapat sampai ke arkegonium dengan perantara percikan air hujan.

Sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan, sbagian mengandung minyak. Pada sisi bawah parenkim, tempat penimbunan makanan cadangan tersebut tertutup oleh selapis sel-sel.

Pada sisi atas rusuk tengah, umumnya terdapat badan-badan seperti piala dengantepi yang bergerigi, yang merupakan piala eram atau keranjang eram, dengan di dalamnya sejumlah kuncup-kuncup eram. Badan-badan tersebut berguna sebagai alat pembiakan vegetatif bagi gametofit. Gametangium Marchantiales di dukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak. Bagian bawah cabang talus ini tergulung, merupakan suatu tangkai, di dalam gulungan tersebut terdapat suatu saluran dengan benang-benang rizoid.bagian atas cabang tadi berulang-ulang mengadakan percabangan menggarpu, hingga akhirnya membentuk suatu badan seperti bintang. Tempat anteridium dan arkegonium terpisah, jadi Marchantiales berumah dua. Pendukung anteridium dinamakan anteridiofor.

Pendukung gametangium jantan menyerupai suatu tangkai dengan cakram bertoreh delapan pada ujungnya. Pada sisi atas cakram itu terdapat ruang-ruang berbentuk botol yang bermuara pada permukaan atas dengan sebuah liang yang kecil. Anteridium pada lumut hati ini terjadi sebagai berikut. Salah satu sel pada permukaan membelah menjadi beberapa segmen dengan perantaraan sekat-sekat melintang. Masing-masing segmen membelah lagi menjadi 4 sel oleh sekat-sekat yang lurus pada sekat-sekat yang dibuat pertama-tama. Sel-sel yang letaknya di pinggir kemudian menjadi dinding anteridium, yang letaknya ada didalam adalah sel-sel spermatogen yang kemudian membentuk spermatozoid. Jiak anteridiun telah masak, sel-sel dindingnya menjadi lendir dan mengambang. Spermatozoid-spermatozoid dapat keluar dan berkumpul dalam suatu tetes air huajn yang terdapat di atas cakram pendukung gametangium tadi.

Pendukung gametangium betina berakhir dengan badan yang berbentuk bintang. Kaki-kaki bintang itu biasanya berjumlah 9, tepinya melipat ke bawah, sehingga sisi atas bagian yang mendukung arkegonium itu menghadap kebawah pula. Akibatnya arkogenium seakan-akan terdapat pada sisi bawah badan yang berbentuk bintang tadi. Letak arkogonium pada pendukung nya.berderetan menurut arah jari-jari.

Tiap baris diselubungi oleh selaput bergerigi yang disebut periketium. Pada pembentukan arkegonium suatu sel pada permukaan memebelah menjadi dua. Sel yang bawah akan menjadi tangkai dan yang atas membelah lagi melintang, membentuk sel tutup dan sel dalam. Ketiga sel yang dipinggir itulah yang kemudian membelah–membelah menjadi dinding perut dan leher arkegonium. Dari sel dalam akhirnya terbentuk sel telur, sel saluran perut, dan sel-sel saluran leher.

Pembuahan berlangsung dalam cuaca hujan. Oleh percikan- air hujan cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari anteridiofor. Sel-sel epidermis badan pendukung arkegonium mempunyai papila dan memebentuk suatu sistem kapiler pada permukaan alat tersebut, yang memudahkan tergelincirnya spermatozoid masuk kedalam arkegonium. Spermatozoid itu bereaksi kemotatif terhadap zat putih telur.

Setelah selesai pembuahan, zigot berkembang menjadi embrio yang terdiri atas banyak sel, dan akhirnya merupakan suatu sporogonium bertangaki pendek, kecil berbentuk jorong, dan berwarna hijau. Seperti pada Anthocerotales, sel teratas hasil pembalahan zigot yang pertama, akhirnya berkembang menjadi kapsul spora. Sel yang bawah berkembang menjadi kaki dan tangkai sporogonium. Karena ada dinding perikrinal, sel-sel dalam kapsul dapat dibedakan dalam sel-sel dinding dan jaringan askespora yang ada di dalam. Tiap sel askospora membelah menjadi dua sel, yang satu sempit(kecil), yang lainya lebar. Sel anakan yang lebar itu ada yang langsung merupakan sel induk spora, ada yang membelah lagi beberapa kali sebelum menjadi sel induk spora. Sel yang kecil tumbuh menjadi sel-sel yang panjang berbentuk seperti serabut, berdinding lunak, tetapi mempunyai penebalan-penebalan berbentuk spiral yang di sebut elatera. Setelah kapsul spora membuka, alatera dapat bergerak dengan suatu mekanisme kohesi yang dapat membantu pengeluaran spora dari kapsul tadi.

Pada Marchantia kapsul spora itu mempunyai dinding yang terdiri atas selapis sel, dengan penebalan-penebalan seperti serabut. Pada ujung kapsul, dindingnya terdiri atas dua lapis sel. Di tempat itu kapsul pada waktu masak mulai robek, tutup terpecah, dan dinding berkerut membentuk gigi-gigi. Kapsul spora mula-mula masih di selubungi oleh bekas dinding arkegonium yang ikut terangkat pada pembentangan tangkai sprogonium. Selain itu setip kapsul diselubungi oleh bekas dinding arkegoniumyang ikut terangkat pada perkembangan sporogonium, yaitu pada pebentangan tangkai sporogonium. Selain dari itu tiap kapsul juga di selubungi suatu selaput tipis yang berasal dari tangkai arkegonium. Kapsul spora Machantiales dapat menghasilkan beberatus ribu spora. Spora itu jika jatuh pada tempat yang cocok akan berkecambah menjadi protonema yang mengandung klorofil, dan selanjutnya berkembang membentuk talus yang karakteristik bagi Marchantiales tersebut.


Contoh-contoh suku Marcantiaceae antara lain:

- Marcantia polymorpa, dulu dipergunakan sebagai obat penyakit Hepar (Hati) dari sebab itu lumut dinamakan lumut hati.

- Marcantia geminata

- Reboulia hemisperica

Bangsa jungermaniales

Lumut hati yang kebanyakan kecil, hidup di atas tanah atau batang-batang pohon, di daerah tropika juga sebagai epifit pada daun pohon-pohon dalam hutan. Bangsa ini meliputi ± 900 jenis dan merupakan 90% dari semua Hepaticeae. Bentuk-bentuk tubuh yang masih sederhana sangat menyerupai Marchantia, talus berbentuk pita, sempit dan bercabang-cabang menggarpu. Sebaliknya ada pula yang rusuk tengah talusnya telah memberi kesan seperti batang dengan bagian-bagian talus kesamping yang telah menyerupai daun-daun.

Kebanyakan Jungermaniales telah mempunyai semacam batang dan menjadi bagian tubuhnya yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsiventral. Pada bagian seperti batang itu terdapat dua baris semacam daun-daun kecil yang letaknya agak miring.

Bagian-bagian serupa daun kecil itu telah mempunyai ibu tulang, tetapi bagian yang serupa batang belum mempunyai berkas pembuluh pengangkutan.

Bagian-bagian serupa daun-daun yang letaknya kesamping itu terbagi dalam helaian atas dan helaian bawah. Helaian bawah itu untuk jenis-jenis yang tumbuh di tempat-tempat yang ada kemungkinan bahaya kekurangan air, lalu berbentuk kantung dan berguna sebagai alat penyimpan air. Selain dua baris bagian-bagian yang serupa daun-daun yang kesamping tadi, seringkali terdapat sederetan bagian-bagian semacam daun lagi yang terletak pada sisi bawah, dan dinamakan daun-daun perut atau amfigastrium.

Berbeda dengan lumut hati lainnya, pada Jungermaniales tidak kita dapatkan mulut-mulut kulit. Perkembangan anteridium dan perkembangan permulaan embrionya pun sedikit menyimpang dari cara-cara yang telah kita kenal pada Hepaticeae. Pada Jungermaniales yang tubuhnya bersifat talus, arkegoniumnya diliputi oleh periketium, yang tubuhnya menyerupai batang dengan daun-daun, arkegeniumnya dikelilingi oleh bagian-bagian yang mempunyai bentuk yang khusus., dan seperti bunga tumbuhan tinggi (Angiospermae) bagian-bagian itu di sini juga dinamakan periantium.

Perkembangan anteridium dan perkembangan permulaan embrionya pun sedikit menyimpang dari cara-cara yang telah kita kenal pada Hepaticeae. Pada Jungermaniales yang tubuhnya bersifat talus, arkegoniumnya diliputi oleh periketium, yang tubuhnya menyerupai batang dengan daun-daun, arkegeniumnya dikelilingi oleh bagian-bagian yang mempunyai bentuk yang khusus., dan seperti bunga tumbuhan tinggi (Angiospermae) bagian-bagian itu di sini juga dinamakan periantium.

Protonema Jungermaniales hanya terdiri atas beberapa sel saja, tetapi ada pula yang protonemanya pipih dan menjadi bagian tubuhnya yang vegetatif, dengan diatasnya tumbuhan lumutnya yang hanya mempunyai sedikit saja bagian seperti daun dan mendukung alat-alat kelaminnya.

Seperti biasanya, dari kedua sel anakan sebagai hasil pembelahan zigot yang pertama kali, sel yang dibawah kemudian menjadi kaki sporogonium, sedang sel yang di atas menjadi kapsul spora. Berbeda dengan Marchantia, pada Jungermaniales ini kapsul spora mempunyai tangkai. Sporogonium telah selesai terbentuk sebelum tangkai memanjang dan menembus dinding arkegonium. Sisa dinding akhirnya tinggal pada pangkal sporogonium sebagai suatu selubung. Kapsul spora yang terdapat pada ujung tangkai berbentuk bulat, dan jika sudah masak membuka dengan empat katup. Kapsul spora mempunyai dinding yang terdiri atas beberapa lapis sel, tidak mempunyai kolumela. Yang dikeluarkan tidak hanya spora saja, tetapi juga elatera. Sel-sel dinding kapsul spora mempunyai penebalan berupa rigi-rigi, atau seluruh dinding sel menebal, kecuali dinding yang luar. Pecahnya kapsul spora disebabkan oleh daya kohesi air dalam sel-sel yang menguap dengan disertai berkerutnya dinding yang tidak menebal (mekanisme kohesi).

Menurut duduknya sporogonium, Jungermaniales dibedakan dalam tiga suku

1. Suku Ancrogynaceae

Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium, sporogonium terdapat pada sisi punggung dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium. Yang tergolong disini antaralain:

· Pellia epiphylla, talus mempunyai Marchantia, hidup diatas tanah-tanah yang basah

· Metzgeria furcata, talus berbentuk pita yang sempit, bercabang-cabang menggarpu, hidup pada batang-batang pohon-pohonan atau diatas batu-batu cadas

· Metzgeria conjugate

· Blasia pusilla, telur lebar, mempunyai rusuk tengah pada tepi talusnya mulai tampak terbentuknya alat-alat seperti daun

2. Suku Acrogynaceae

Arkegonium jadi juga sporogonium, terdapat pada ujung bagian yang seperti batang atau cabangnya. Dalam golongan ini termasuk jenis-jenis lumut hati yang berdaun yang bersifat dorsiventral, misalnya:

· Plagiochila asplenoides. Banyak tumbuh di daerah tropika

· Frullania tamarisci, talus terdiri atas sumbu dengan tiga baris bagian-bagian seperti daun, hidup pada batang pohon-pohon atau di atas batu-batu cadas, warna pirang

3. Suku Haplomitriaceae

Talusnya bersifat radial, mempunyai bagian seperti batang dengan tiga baris bagian-bagian serupa daun. Alat-alat kelamin terdapat diantara bagian-bagian yang seperti daun-daun,letaknya pada ujung bagian yang seperti batang. Contoh:

· Calobryum mnioides yang umumnya terdapat di daerah tropika

· Calobryum blumei yang tumbuh di jawa

· Haplomitrium di eropa